Minggu, 17 April 2016

BUDAYA INDONESIA YANG SEMAKIN MENGHILANG

Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dari berbagai ragam kelompok suku, etnis, budaya, bahasa, agama dan lain-lain. Dengan keragaman tersebut maka bangsa Indonesia dapat dikatakan sebagai bangsa yang mempunyai “multikultural”.
Keragaman Kebudayaan Indonesia tersebar di semua wilayah yang memiliki kurang lebih 1.000 suku bangsa dan sedikitnya ada 400 bahasa daerah di Indonesia. Namun jumlah tersebut bisa saja kurang atau lebih dari jumlah yang sebenarnya, hal ini dikarenakan luas wilayah Indonesia yang begitu luas dan terdapat beberapa wilayah pedalaman yang masih sulit dijangkau. Indonesia terkenal dengan keragamannya namun hal itu diterima hanya sebagai fakta bukan sebagai prinsip yang mengarahkan. Terlebih lagi masa depan pluralisme di Indonesia masih ditentukan oleh negosiasi politik antara elit agama dan elit negara. Sehingga toleransi keragamaan di Indonesia menjadi amat rapuh.
Keragaman Indonesia tak hanya tercermin dari budayanya, tapi juga dari etnis, bahasa, agama, dan sumber daya alamnya. Sebelum agama-agama besar masuk ke Indonesia seperti Hundu, Budha, Islam, Kristen dan yang lainnya, masyarakat pribumi telah hidup dengan berbagai kepercayaan lokal, yang kini masih dipraktikkan oleh beberapa suku di pedalaman. Untuk mengelola keragaman ini para pendiri bangsa memutuskan sebuah platform bersama, yakni Pancasila, dengan lima nilai inti: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial. Deengan Pancasila seharusnya bangsa indonesia dengan cita-cita para pendahulunya bisa dijadikan pedoman hidup. Namun pada prakteknya nilai-nilai kehidupan dalam kebudayaan bangsa semakin terkikis oleh perkembangan zaman.
Era globalisasi yang sangat pesat berpengaruh pada kehidupan di suatu negara khususnya di Indonesia sendiri. Globalisasi sendiri membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan di masyarakat. Salah  satu dampak positifnya adalah memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dan bertukar informasi secara cepat dan mudah. Sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah budaya luar yang negatif dapat dengan mudah masuk ke ruang lingkup masyarakat. Dampak negatif itu sudah meracuni kehidupan masarakat Indonesia   generasi muda Indonesia. Yang menjadi masalah yang paling pokok akibat atau dampak lainnya adalah budaya Indonesia sendiri di lupakkan oleh generasi muda.
Salah satu faktor budaya indonesiia semakin luntur diantaranya salah satunyayaitu masuknya budaya baru dari luar tanpa adanya penyaringan. Generasi muda Indonesia cenderung meniru budaya luar negeri yang belum tentu budaya luar cocok atau sesuai dengan kehidupan masyarakat di Indonesia. Kebudayaan-kebudayaan bangsa sekarang sudah mulai luntur dari masyarakat kita karena masyarakat kita khususnya para pemuda lebih condong senang meniru budaya-budaya luar dari pada budaya asli kita sendiri. Sebagai contoh para remaja putri atau pemudi kita lebih senang meniru memakai celana pendek seperti remaja putri atau pemudi bule yang ternyata merupakan kebudayaan barat yang mereka anggap dapat membuat mereka lebih cantik dari pada memakai pakaian yang menutup anggota tubuh yang merupakan salah ciri khas kita sebagai negara yang penuh sopan santun dan keramahannya. Remaja sekarang ini berbeda jauh dengan remaja-remaja zaman dulu. Jika remaja dulu cenderung aktif, kreatif, ulet dan mau berusaha sedangkan remaja sekarang ini sudah dimanjakan dengan peralatan serba canggih dan makanan instan, dan kebanyakan tidak mau berusaha dengan keras, sebagai generasi penerus hendaknya kita harus berusaha lebih keras.
Sebagai contoh lain ketika ada pementasan Wayang kulit di Balai desa, perumahan atau lainnya. Para pemuda-pemudi enggan untuk menonton karya dari bangsanya sendiri, mereka lebih suka dengan Pementasan modern , seprti band dari luar negeri yang tampil dengan rela memebeli Tiket masuk yang mahal. Bandingkan dengan menonnton wayang yang gratis sampai semalam suntuk. Tarian Tradiional pun mulai kurang diminati para remaja karena mereka lebih suka dengan tari Modern (Modern Dance)
Nasib bangsa Indonesia dan nilai-nilai kebudayaan sangat tergantung kepada kemampuan penalaran, skill, dan manajemen masyarakat khususnya kaum muda sebagai generasi penerus. Sayang sekali sampai dengan saat ini, masyarakat Indonesia mengalami krisis kebudayaan. hal ini disebabkan Kebudayaan asli bangsa Indonesia dibiarkan merana, tidak terawat, dan tidak dikembangkan oleh pihak-pihak yang berkompeten. Bahkan kebudayaan asli bangsa terkesan dibiarkan mati merana digerilya oleh kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Watak-watak negatif masyarakat Indonesia seperti munafik, feodal, malas, tidak suka bertanggung jawab, suka gengsi dan prestis, dan tidak suka bisnis, harus dihilangkan dan diganti dengan watak-watak yang baik. Semangat rakyat yang senang bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, bermusyawarah memutuskan cara penyelesaian masalah sudah sangat jarang terlihat. Nilai-nilai kebudayaanpun sudah mulai hilang terlindas oleh kemajuan jaman. Dahulu, nilai gotong royong sangat terasa sekali, jika ada tetangga yang melaksanakan hajatan. Ketika petani mau menanam padi atau kedelai di ladang atau panenan, pasti tidak bayar, upahnya hanya makan pagi dan siang atau makan kecil. Jadi, kalau ada diantara mereka menanam atau memanen, maka warga yang lainnya ikut gotong royong dan begitu sebaliknya, terjadi semacam barter tenaga. Sekarang keadaanya telah bergeser, kalau mau bercocok tanam atau panenan sudah harus memperhitungkan upah. Bahkan sekarang jika ada kentongan dipukul untuk bergotong royong di rumah tetangga, banyak orang yang berfikir praktis, cukup memberi uang dan tidak udah ikut gotong royong.
Sebenarnya jika kebudayaan asli kita yang sangat banyak ini dapat kita manfaatkan dengan baik, dapat menjadi penyumbang pendapatan negara kita yang cukup besar dengan menjadikan budaya asli kita dapat kita jadikan sebagai objek wisata. Dengan dijadikan sebagai objek wisata maka tentunya devisa akan bertambah. sekarang ini memang kebudayaan kita mulai menjadi salah satu ikon sebagai objek wisata tetapi masih kurang maksimal.
Dengan keadaan yang memprihatinkan di Indonesia ini disebabkan hilangnya budaya asli bangsa yang terkontaminasi budaya Barat, sehingga negara ini kehilangan arah dalam mengimbangi kemajuan zaman. Masyarakat zaman dahulu memiliki sikap sosial yang tinggi antar sesama dan memiliki kesadaran untuk menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah. Akan tetapi, sekarang hal itu sangat sulit ditemukan. Selain sikap sosial yang tinggi, rakyat zaman dulu juga memiliki kepedulian yang tinggi dalam menjaga lingkungan di sekitarnya, sehingga kondisi alam pada era tersebut sangat cantik dan menawan. Sebaliknya, pada zaman modern seperti sekarang, sikap seperti itu tampaknya sudah luntur di hati rakyat Indonesia, sehingga alam menjadi panas dan tidak bersahabat lagi dengan manusia karena telah tercemari. Dahulu kondisi itu tidaklah separah seperti zaman sekarang ini, saat itu nilai- nilai religius masih sangat dijaga dan sangat dipatuhi dengan baik. Namun sejak masuknya pengaruh budaya-budaya barat ke negeri kita tercinta ini hal itu mulai luntur berlahan lahan. Nilai-nilai religius khususnya islam sangatlah kental pada saat itu, namun sekarang generasi muda sebagai generasi penerus dengan bangganya memperlihatkan auratnya seperti orang-orang bule. Ditambah lagi pergaulan bebas, narkoba dan tawuran menjadi budaya dikalangan generasi muda saat ini sehingga menambah kemelutnya bangsa kita. Kalau dibandingkan antara zaman sekarang dan zaman dahulu, dapat di ibaratkan seperti bumi dan langit. Sangat memprihatin melihat bangsa kita saat ini, moral masyarakat sudah sangat jauh dari etika ketimuran bangsa kita. Budaya asli kita yang rapuh dan luntur ini menyebabkan kemelut atau persoalan bangsa kita semakin kompleks. Sikap saling menghargai mulai sulit kita jumpai, sikap egois semakin merajalela sopan santun yang muda terhadap yang tua semakin menjadi barang mewah, sungguh budaya sangat luntur dari masyarakat kita sekarang. Karena lunturnya kebudayaan bangsa yang ramah, santun, saling tolong menolong dan pekerja keras maka menambah begitu banyak persoalan bangsa. Kemiskinan dimana-mana, pencurian merajalela, dan masih lebih banyak lagi yang lainnya. Rapuhnya dan lunturnya kebudayaan Indonesia sangat terasa sekali, membuat kemunduran negara Indonesia.
Dalam kaitannya dengan budaya yang mulai luntur yaitu kurang dukungan dari pemerintah. Yaitu Pemerintah kurang perhatian atau kurang menekankan pendidikan tentang budaya Indonesia. Pendidikan budaya seharusnya lebih besar porsi dalam kegitan pendidikan apalagi sekarang sedang hangatnya dengan pendidikan karakter yang merupakan jati diri bangsa indonesia. Hal ini akan mengikabatkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki generasi muda indonesia tentang budayanya. Dampak lainnya akan sangat berbahaya karena indonesia akan kehilangan jati diri dan ciri khasnya. Dan itu akan membuat harga diri Indonesia rendah di mata negara lain. Dan itu sudah terjadi contohnya ketika Malaysia berani mengklaim beberapa kebudayaan Indonesia. Selain itu Indonesia juga akan di kuasai oleh budaya luar sedangkan budaya Indonesia sendiri dilupakkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar